Lulus dengan predikat Cum Laude secara umum adalah dambaan setiap mahasiswa. Deretan huruf A di dalam ijazah sepertinya merupakan kartu jaminan akan masa depan yang cemerlang. Pendapat ini tidak sepenuhnya salah. Namun, kalau ditelisik lebih jauh lagi, cukupkah jika kuliah hanya dijadikan ajang untuk mengejar nilai dan ijazah? Tanpa bermaksud mengurui, deretan angka sejatinya belum tentu menggambarkan kemampuan seseorang. Ya, kuliah jauh lebih besar dari sekedar nilai bagus dan ijazah tanpa cela.
Ada hal lain yang lebih penting selain angka. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah ilmu. Perguruan tinggi adalah tempat dimana cendikia menimba ilmu. Penguasaan mengenai bidang ilmu yang ditekuni jauh lebih penting dibanding rentetan nilai penanda lulusnya uji komprehensif. Ya, sesuai tingkatan taksonomi Bloom, sekedar mengetahui atau menghafal teori barulah tingkatan terendah dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman dan penguasaan ilmu harus lebih diutamakan daripada nilai.
Masih berkaitan dengan ilmu, selain paham dan menguasai, hal yang terpenting selain nilai adalah kemampuan sang individu untuk menerapkan dan ilmunya. Pengetahuan teoritis juga perlu dibarengi dengan praktek nyata. Sesungguhnya tidak semua pengetahuan teoritis relevan dengan praktek lapangan. Untuk itu, kemampuan untuk menerapkan ilmu merupakan hal yang harus terus diasah untuk mempertanggung jawabkan nilai ijazah.
Setelah ilmu dimiliki, hal lain yang lebih butuh untuk dimiliki adalah pengalaman. Belajar sebanyak mungkin, terapkan sesering mungkin, lalu perkaya kualifikasi diri dengan pengalaman. Pengalaman sebagai guru terbaik, tentu saja membantu membangun kredibilitas dalam persiapan terjun ke dunia kerja. Selain itu, pengalaman juga dapat memperkaya kita dalam menghadapi berbagai situasi.
Hal pelengkap ketiga hal tersebut adalah jaringan. Jaringan yang luas juga diperlukan selain ketiga hal sebelumnya. Nilai mentereng saja tidaklah cukup. Membangun jaringan yang baik selama berada di dunia perkuliahan tentu saja akan memiliki banyak manfaat. Pertukaran ilmu, perekrutan kerja, bahkan hingga kehidupan sosial kita sedikit banyak akan terbantu dengan adanya jaringan pertemanan yang baik.
Pada akhirnya, sah-sah saja apabila mengusahakan yang terbaik mungkin guna mencapai nilai maksimal. Namun nilai bukanlah hal tunggal yang menentukan masa depan generasi muda. Karena jika demikian adanya, cukup miris menggantungkan masa depan Indonesia pada deretan angka. Untuk itu, perlu dipertimbangkan hal lain selain nilai. Ya, ilmu, penerapan, pengalaman dan jaringan akan menjadikan nilai bermakna lebih dari sekedar angka.
Komentar
Posting Komentar