Langsung ke konten utama

Analisis Novel Sherlock Holmes: Penelusuran Benang Merah


 Sumber: www.spin.atomicobject.com

Identitas Buku

Judul buku      : Sherlock Holmes: Penelusuran Benang Merah
Judul Asli        : Sherlock Holmes: A Study in Scarlet
Kategori          : Novel Terjemahan
Pengarang       : Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Genre              : Fiksi Detektif

Sinopsis Novel

Berlatar pada abad 19, Dr. John Watson, seorang dokter yang merupakan pensiunan tenaga medis angkatan darat, mulai menjalani kehidupan barunya di kota London. Berawal dari kebutuhannya untuk berbagi tempat tinggal, dia akhirnya bertemu dengan seorang teman misterius yang kelak menjadi sahabat baiknya. Sherlock Holmes, laki-laki dengan kepribadian yang sangat ekstentrik, aneh, dan luar biasa cerdas ini telah membuat Dr. Watson sangat penasaran. Holmes ternyata berprofesi sebagai seorang detektif konsultan. Sang detektif yang piawai memainkan biola ini merupakan detektif yang luar biasa cerdas dalam mengungkap berbagai kasus kriminal. Tak jarang banyak detektif profesional yang datang padanya untuk meminta bantuan. Sayangnya, Holmes tak pernah dikenal publik meski hampir setiap kasus yang terungkap merupakan hasil jerih payahnya. Meskipun begitu, Dr. Watson, sahabatnya, selalu menuliskan setiap petualangan mereka dalam catatan pribadinya.

Suatu hari London dihebohkan dengan terbunuhnya seorang pria bernama Enoch J. Drebber di Lauriston Gardens No. 3, sebuah rumah kosong yang terletak tak jauh dari Brixton Road. Dengan ekspresi mengerikan yang terpampang pada wajahnya, pria ini ditemukan telah terbujur kaku tanpa luka apapun didalam rumah tak berpenghuni tersebut. Siapakah pembunuh pria tersebut? Apa motif dari pembunuhan ini? Apa maksud dari kata “RACHE” yang dituliskan oleh sang pembunuh didinding dengan darah? Semua ini merupakan misteri yang mengguncang kota London dikala itu. Gregson dan Lestrade, dua orang detektif Scotland Yard, meminta bantuan Holmes dalam mengungkap misteri pembunuhan ini. Dengan caranya yang luar biasa, Holmes mencoba mengungkap benang merah dari kasus pembunuhan misterius ini. Pembunuhan kedua pun terjadi, dan kali ini korbannya adalah Joseph Stangerson, sekretaris pribadi Enoch J. Drebber.

Dengan mengunakan ilmu deduksi dan bantuan dari anak-anak jalanan yang menjadi anak buahnya, Holmes mampu mengungkap detail-detail petunjuk yang membawanya kepada sang pembunuh. Jefferson Hope, pembunuh kedua pria tersebut, akhirnya berhasil ditangkap. Tanpa menunjukkan penyesalan, Hope tersenyum penuh bangga dan kemenangan ketika mengakui dan menjelaskan bagaimana ia menghabisi kedua pria tersebut. Perbuatan kedua korbannya terhadap seorang petani tua bernama John Ferrier dan putrinya, Lucy Ferrier di masa lalu merupakan alasan mengapa Hope menghukum mati kedua korbannya itu. Mormonisme dan cinta menjadi poin penting yang sangat berkaitan dengan kedua kasus pembunuhan ini. Usai membalaskan dendamnya, Hope yang telah ditahan dalam keadaan sekarat, ditemukan  dalam kondisi tak bernyawa pada suatu pagi dengan senyum damai tersungging diwajahnya. Sekali lagi, kasus ini malah melambungkan nama Gregson dan Lestrade di masyarakat. Sambil tersenyum geli, Holmes yang membenci publisitas, mengungkapkan dirinya sudah merasa beruntung dapat menyelidiki dan mengungkapkan kasus yang menurutnya merupakan kasus terbaik yang pernah ditanganinya.



ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL


Tema

Tema utama yang diangkat dalam novel ini adalah misteri kasus pembunuhan. Hal ini dikarenakan disepanjang novel, misteri ini merupakan hal yang sangat ingin diungkapkan oleh para tokoh. Novel ini juga menggambarkan tentang betapa misteriusnya kasus pembunuhan yang terjadi didalam cerita. Namun, dalam novel ini juga banyak diangkat banyak hal lainnya seperti kecerdasan, petualangan, kejahatan, kebaikan, kekeluargaan, pengorbanan, agama, kekuasaan, cinta, persahabatan, dan kompetisi. Kutipan yang menggambarkan tema misteri pembunuhan:

“Aku jadi pusing,” kataku “Semakin dipikir, kasus ini terasa semakin misterius…”

Alur

Alur pada novel ini menggunakan alur mundur karena dalam novel ini penulis menggambarkan petualangan yang telah dilalui oleh para tokoh dimasa lalu. Dalam novel ini, Dr. Watson menceritakan masa lalunya serta petualangannya bersama Sherlock Holmes. Dalam hal ini juga ada kilas balik mengenai kehidupan beberapa tokoh dimasa lalu seperti; John Ferrier, Lucy Ferrier dan Jefferson Hope. Kutipan yang menggambarkan alur mundur:
  
“Akan kuceritakan dari awal,” ujarnya “Tugasku dimulai pukul tujuh sepuluh malam dan berakhir pukul enam pagi. Pada pukul sebelas ada perkelahian di White Hart…pukul satu hujan turun…sekitar pukul dua, kuputuskan untuk berkeliling dan melihat situasi di Brixton Road.  

Tokoh & Karakter
Tokoh dalam karakter ini di lukiskan secara langsung maupun tidak langsung. Mereka digambarkan secara fisik, melalui tingkah laku, dialog antar tokoh ataupun pemikiran dalam batin para tokoh.

A.    Protagonis
  1. Sherlock Holmes: seorang detektif konsultan, ia bertubuh jangkung, tingginya 180 sentimeter, dan begitu kurus. Matanya tajam menusuk, hidungnya runcing, dan seluruh ekspresinya terkesan waspada dan mantap. Karakternya misterius, cerdas namun agak sombong. 
  2. Dr. Watson: seorang dokter dan pensiunan tenaga medis angkatan darat.  Ia merupakan orang yang traumatik, baik hati dan juga setia kawan.
  3. Tobias Gregson: seorang detektif polisi di Scotland Yard, ia adalah seorang pria jangkung berwajah pucat dengan rambut kemerahan. Ia merupakan orang yang cerdas namun sombong dan suka iri terhadap keberhasilan rekan-rekannya. 
  4. Lestrade: seorang detektif polisi di Scotland Yard, ia digambarkan sebagai seorang pria kecil berwajah runcing. Ia cerdas, namun seperti saingannya, ia juga memiliki sikap yang sombong dan suka iri terhadap Gregson. 
  5. John Rance: seorang polisi yang menemukan mayat Enoch J. Drebber. Ia  pemberani namun tamak.
  6. Madam Charpentier: seorang pemilik kos dimana Enoch J. Drebber dan Joseph Stangerson tinggal. Ia menyayangi anak-anaknya dan seorang ibu yang baik namun ia memiliki sikap tamak. 
  7. Alice: anak dari madame Charpentier, dia digambarkan sebagai gadis yang menawan. Karakternya adalah anak yang polos dan jujur. 
  8. Arthur Charpentier: anak dari Madam Charpentier dan kakak dari Alice, ia seorang letnan dua di Angkatan Laut Kerajaan, dia digambarkan sebagai orang yang gampang naik darah dan sangat menyayangi adiknya. 
  9. John Ferrier: seorang petani dan bekas pemburu yang menjadi ayah angkat Lucy. Wajahnya kurus dan kasar, kulitnya kecoklatan, tulang-tulang pipinya menonjol, rambut dan janggutnya cokelat beruban, dan matanya cekung. Ia merupakan seorang yang baik hati, sangat menyayangi putrinya, pemberani, kasar, dan juga pekerja keras. 
  10. Lucy Ferrier: gadis tercantik di Utah, ia adalah anak John Ferrier dan kekasih dari Jefferson Hope yang dipaksa menikah dengan Enoch J. Drebber. Lucy merupakan gadis yang baik hati dan mandiri.

B.    Antagonis
  1. Jefferson Hope: ia adalah kekasih Lucy Ferrier, seorang pria baik-baik yang akhirnya menjadi pembunuh Drebber dan Stangerson karena dendamnya. Ia digambarkan sebagai seorang pria yang tangguh, berani, religius namun pendendam. 
  2. Enoch J. Drebber: ia adalah suami Lucy Ferrier. Ia digambarkan berwajah tembam dan telah memiliki 7 orang istri. Ia memiliki watak yang jahat, sombong, dan juga tamak. 
  3. Joseph Stangerson: ia adalah teman dan sekretaris pribadi Drebber. Ia  adalah orang yang membunuh John Ferrier. Ia digambarkan sebagai pemuda berwajah panjang dan pucat. Ia orang yang tertutup, sombong, dan juga kejam. 
  4. Brigham Young: ia adalah pemimpin kelompok Mormon. Dalam novel ini ia digambarkan sebagai orang yang otoriter dan kejam.

Setting/Latar

A. Latar Tempat
  1. London, Inggris 
  2. Laboratorium Kimia 
  3. Baker Street No. 221B
  4. Lauriston Gardens No. 3, Brixton Road 
  5. Audley Court No. 46, Kennington Park Gate 
  6. Halliday’s Private Hotel 
  7. Stasiun Euston 
  8. Afghanistan 
  9. Bombay, India 
  10. Cleveland, Ohio, USA 
  11. Padang Garam
  12.  Utah
  13.  Ngarai Elang
B. Latar Waktu
  1. Tahun 1878 
  2. Pagi, siang, sore, & malam hari 
  3. Tahun 1847
C. Suasana

Suasana yang digambarkan dalam novel ini adalah misterius dan menegangkan. Hal ini dibuktikan oleh kutipan berikut:

Aku telah melihat kematian dalam banyak bentuk, tapi tidak ada yang lebih menakutkan daripada yang kutemui di apartemen gelap ini.

Sudut Pandang

Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Penulis memilih menceritakan kisah petualangan yang ada dinovel ini melalui sudut pandang Dr. Watson, sahabat baik Sherlock Holmes. Sepanjang novel ini penulis menggunakan kata “aku” yang mana merupakan penuturan dari sudut pandang Dr. Watson.

Amanat

Dalam novel ini ada begitu banyak amanat yang tersimpan. Amanat yang terdapat dalam novel ini menurut saya antara lain:
  1. Janganlah mendendam, biarkan Tuhan menjadi hakim yang Maha Adil atas segala perbuatan manusia.
  2. Janganlah memaksakan keyakinan dan kehendak kita seseorang.
  3. Dalam membantu dan menolong orang, kita haruslah tulus dan ikhlas.
  4. Bersikaplah rendah hati.

Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan novel ini sangat komunikatif dan mudah dimengerti oleh pembaca. Penuturan Dr. Watson sangatlah terasa hidup sehingga mampu membangkitkan imajinasi pembaca. Selain itu, banyak juga menggunakan kata-kata kutipan dan puitis.

Komentar

  1. TOLONG BUAT KAN KESIMPULAN DARI NOVEL INI

    BalasHapus
  2. Majas yg digunakan dlm novel ini,pliiss

    BalasHapus
  3. Casino Online Games » Play at Best UK Casino Sites
    It 인카지노 is the only online casino that gives players videodl a great range of games, slots, live 1xbet korean dealer games and many more! The best online casino sites offer

    BalasHapus
  4. Informasi yang sangat membantu. Izin copy untuk tugas sekolah

    BalasHapus
  5. izin copas🙏🏻🙏🏻

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"One"

  Tell me that you turned down the man Who asked for your hand 'Cause you're waiting for me Itulah sepenggal lirik lagu One ciptaan salah satu musisi favorit saya, Ed Sheeran. Penggalan lirik itu adalah kalimat favorit sata dalam lagu ini. Entah bagaimana, lirik pembuka lagu ini membuat saya jatuh cinta. Terasa sangat personal mungkin. Dulu, ketika mendengar lagu ini untuk pertama kalinya, saya berpikir akankah ada seorang pria yang benar-benar merasa seperti ini terhadap saya? Saya pernah berpikir bahwa saya tak mampu membahagiakan pria manapun, bahwa saya terlalu “freak” untuk siapapun pasangan saya nanti. Bahwa saya menerima jika saya memang ditakdirkan sendirian. And I know, you're gonna be away a while But I've got no plans at all to leave And would you take away my hopes and dreams and just stay with me? Masuk kelirik tersebut. Saya sudah lama menyadari bahwa kesendirian sama sekali tak menganggu saya. Meskipun saya hidup sendirian, gak menutu

Reprise

I'm a liability I'm a liability Much for me You're a little much for me, no no no no... Whatcha gonna do? All of the dreams that get harder All of the things that I offer you And... and all of the shit that we harbour Make all of the kids in the choirs sing woo-hoo-hoo Maybe all this is the party Maybe the tears and the highs we breathe, oh no Maybe all this is the party Maybe we just do it violently But you're not what you thought you were But you're not what you thought you were (liability) But you're not what you thought you were (make you...) But you're not what you thought you were (...leave) Untuk kalian yang merasa bahwa diri kalian adalah sumber masalah atau sebuah kesalahan karena orang-orang menjauhi atau gak bisa memahami kalian, jangan lagi berpikir demikian. Kadang kita terlalu keras sama diri kita sendiri sampai kita terus menerus menyalahkan diri kita sendiri padahal kita melakukan hal baik. You’re special. You